STIES Indonesia Purwakarta Ikut Menghadiri West java Islamic Studies Conference (WJIC) Di Cipasung Tasikmalaya
(Rabu, 02/02) Forum Pimpinan PTKIS gelar West Islamic Studies Conference (WJIC), bertempat di Intstitut Agama Islam (IAI) Cipasung Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, kegiatan ini di pimpin langsung oleh Pimpinan Pondok Pesantren Cipasung Sekaligus Rektor IAI Cipasung K.H. A. Bunyamin Ruhiat, M.Si, penyenggalaraan kegiatan oleh Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan dihadiri juga oleh seluruh Perguruan Tinggi Kegamaan Islam Swasta (PTKIS) se-Jawa Barat, termasuk di dalamnya STIES Indonesia Purwakarta.
STIES Indonesia Purwakarta diwakili oleh Moch. Cahyo Sucipto, M.Pd., Dr. Ahmad Saepudin, M.Ud., Ayi Nurbaiti, M.E dan Jalaluddin, M.E sebagai dosen yang direkomendasikan untuk mewakili Kampus.
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung sekaligus Koordinator Kopertais Wilayah II Jawa Barat pada kegiatan acara tersebut menyatakan ucapan terimakasish pada IAI Cipasung yang telah memberikan tempat untuk berjalannya acara WJIC, semoga berikutnya ada kampus-kampus lain yang mampu bersedia menyelenggarakan atau menjadi ma’mum pada acara seperti ini lagi.
Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si, menyampaikan PTKIS se Jawa Barat agar mampu berkolaborasi untuk kemajuan Jawa Barat secara khusus. Dalam kondisi saat ini menghadapi dua paradigma yang meliputi industri 4.0 dan 5.0 society, PTKIS harus mampu bergerak dalam kancah persepektif Islam Aktual.
Dalam artian menurut Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si mengartikan dua paradigma idndustri 4.0 sebagai penemuan memproduksi kebudayaan, sedangkan industri 5.0 society sebagai kebudayaan memproduksi penemuan. Islam tentu harus mampu mengambil jalan tengah yang tidak terjadi pada blok ke kiri dan blok ke kanan, terjadi juga ke Barat maupun ke Timur, namun harus mengambil jalan moderat, wasath sebagai cara melihat aktualisasi dari teks dan konteks. Dengan begitu, PTKIS se-Jawa Barat ini bisa masuk, sekaligus mampu bermanfaat untuk masyarakat dan tidak melahirkan intoleransi yang berdampak pada keakraban warga negara.
Islam moderat dapat disampaikan melalui kearifan lokal Jawa Barat, tidak ada kearifan local sebanyak di Jawa Barat, maka dari itu sifat dari konsep silih Asuh, silih Asih, silih Asah terutama silih Mawangi harus diterapkan, karena silih Mawangi mencerminkan dari silih Asuh, silih Asih, silih Asah.
Selain itu, prof. Dr. H. Mahmud, M.Si menyatakan dosen PTKIS dalam menyampaikan gagasan jangan ada yang melawan arah, kecuali dosen telah mempunyai kekuatan. Agar setiap dosen memiliki kekuatan sebagai bagian dari tugas PTKIS, maka para dosen harus dapat berkolaborasi dengan satu sama lain, sehingga tercipta dosen yang berkualitas baik. Para dosen juga, harus mampu mengkaji ulang tentang adanya setigma bahwa provinsi Jawa Barat ialah provinsi yang intoleran.
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, mengajak para dosen untuk pengabdian masyarakat dapat secara langsung mengisi kegiatan-kegiatan antar kampus PTKIS, sehingaa dengan adanya MoU PTKIS se Jawa Barat ini adanya kemajuan yang sangat pesat.
Sedangkan apa yang dinyatakan oleh K.H. A. Bunyamin Ruhiat pada acara yang sama, beliau memberikan bekal bagi para dosen PTKIS, Allah memberikan ilmu pada manusia melalui tiga pintu yang diantaranya; kebaikan, penglihatan ilmu dan aqidah. Jalan masuk pintu ilmu yang pertama melalui bimbingan dari keluarga terutama ibu. Mahasiswa dan dosen boleh belajar ilmu sesuai yang dikehendaki, tetapi jangan lupa untuk dapat mengamalkannya, salah satu pengamalan ilmu dapat dilakukan melalui PKL, PKM dan KKN / KKM mahasiswa.
Resep sukses dalam membangun PTKIS yaitu;
- Biyaya pendidikan harus terjangkau oleh masyarakat,
- Memperdayakan para alumni untuk ikut berperan dalam memajukan kejayaan kampus
Dalam acara ini juga diadakan diskusi dalam pengelolaan journal yang dimiliki PTKIS, kerjasama denga Program Studi dan diakhiri penandatangan MoU dan MoA Antar Perguruan Tinggi Keagamaan di Jawa Barat. Kegiatan tersebut juga dilanjut dengan akan dibentuknya Asosiasi di bidang Ekonomi syariah, terlebh di dalamnya ada program studi Ekonomi Syariah, Perbankan Syariah, Manajemen Keuangan syariah dan Hukum Ekonomi Syariah. Selain itu juga, dengan adanya MoU dan MoA menjadikan suatu wadah bagi adanya pengembangan keilmuan melalui pertukaran dosen sesuai keilmuan.